Mata uang adalah alat pembayaran transaksi ekonomi yang digunakan di suatu negara. Untuk Indonesia, mata uang adalah Rupiah. Dahulu kala, manusia primitif belum menggunakan uang, ataupun alat pertukaran. Ini dikarenakan oleh pada waktu itu manusia dapat memenuhi semua keinginannya dari lam sekitarnya. Ketika sumber daya alam yang mereka gunakan habis, mereka berpindah dan mulai menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitarnya lagi. Barulah ketika munculnya peradaban kuno manusia mulai menukar barang miliknya dengan barang milik orang lain, yang disebut barter. Kemudian setelah zaman lebih maju, manusia mulai menggunakan alat penukar, walaupun belum berupa uang. Alat ini disebut uang barang. Barulah setelah manusia menguasai penggunaan tulisan dan huruf, dikenallah uang atau disebut uang kepercayaan (uang fiduciair).
Apa yang di suguhkan oleh IWAN DAHNIAL tentang mata uang ini sangat memiliki nilai sejarah dan nilai seni yang tinggi. Pokoknya untuk blog nya IWAN DAHNIAL Top abis.
UANG KERTAS INDONESIA
TAHUN 1946 – 2004
(Serta uang kertas jaman Belanda dan Jepang)
Mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.
Resmi beredar pada 30 Oktober 1946, ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang undang ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javache Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarata pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri 17 Agustus 1949, dan Seri Republik Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta, Surakarta dan Malang. (Sumber: Wikipedia).
Uang kertas ORI (Oeang Republik Indonesia)
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Maramis
Uang ORI Rp.100 dengan tandatangan Maramis
Uang ORI Rp.600 dengan tandatangan Hatta
Uang kertas RIS (Republik Indonesia Serikat)
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan 3 pihak dalam Konferensi Meja Bundar yaitu Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Pemerintahan RIS (kabinet ministerial) dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Presidennya adalah Soekarno. Republik Indonesia Serikat yang beribu kota di Jakarta, terdiri beberapa negara bagian, yaitu:
Republik Indonesia.
Negara Indonesia Timur.
Negara Pasundan..
Negara Jawa Timur.
Negara Madura.
Negara Sumatra Timur.
Negara Sumatra Selatan.
Di samping itu, ada juga negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
Jawa Tengah.
Kalimantan Barat.
Dayak Besar.
Daerah Banjar.
Kalimantan Tenggara.
Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir).
Bangka.
Belitung.
Riau.
Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada 17 Agustus 1950, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan kendali sepenuhnya dari presiden Soekarno (kabinet presidential) beserta wakil presiden Mohammad Hatta. (Sumber: Wikipedia).
UANG KERTAS REPUBLIK INDONESIA
1951
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1952
Rp. 5 – 1952
Rp.10 – 1952
Rp.25 – 1952
Rp.50 – 1952
Rp.100 – 1952
Rp.500 – 1952
Rp.1000 – 1952
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1953
Rp.1 – 1953
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1956
Rp.1 – 1956
Rp. 2,5 – 1956
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1957
Rp. 5 – 1957
Rp. 50 – 1957
Rp. 100 – 1957
Rp. 2.500 – 1957
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1958
Rp. 5 – 1958
Rp. 25 – 1958
Rp. 1.000 – 1958
Rp. 5.000 – 1958
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1959
Rp. 5 – 1959
Rp. 10 – 1959
Rp. 25 – 1959
Rp. 50 – 1959
Rp. 100 – 1959
Rp. 1.000 – 1959
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1960
Rp. 5 – 1960
Rp. 10 – 1960
Rp. 50 – 1960
Rp. 100 – 1960
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1961
Rp. 1 – 1961
Rp. 2,5 – 1961
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1963
Rp. 10 – 1963
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1964
5 sen – 1964
10 sen – 1964
25 sen – 1964
50 sen – 1964
Rp. 1 – 1964
Rp. 50 – 1964
Rp. 100 – 1964
Rp. 100 – 1964
Rp. 25 – 1964
Rp. 10.000 – 1964
Rp. 10.000 – 1964
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1968
Rp. 2,5 – 1968
Rp. 10 – 1968
Rp. 50 – 1968
Rp. 100 – 1968
Rp. 1.000 – 1968
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1975
Rp. 1.000 – 1975
Rp. 5.000 – 1975
Rp. 10.000 – 1975
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1977
Rp. 100 – 1977
Rp. 500 – 1977
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1980
Rp. 1.000 – 1980
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1982
Rp. 500 – 1982
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1984
Rp. 100 – 1984
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1985
Rp. 10.000 – 1985
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1986
Rp. 5.000 – 1986
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1988
Rp. 500 – 1988
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1992
Rp. 100 – 1992
Rp. 500 – 1992
Rp. 1.000 – 1992
Rp. 5.000 – 1992
Rp. 10.000 – 1992
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1993
Rp. 50.000 – 1993
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1995
Rp. 20.000 – 1995
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1998
Rp. 10.000 – 1998
Rp. 20.000 – 1998
UANG KERTAS BANK INDONESIA
1999
Rp. 50.000 – 1999
Rp. 100.000 – 1999
UANG KERTAS BANK INDONESIA
2000
Rp. 1.000 – 2000
UANG KERTAS BANK INDONESIA
2001
Rp. 5.000 – 2001
UANG KERTAS BANK INDONESIA
2004
Rp. 20.000 – 2004
Rp. 100.000 – 2004
UANG KERTAS BANK INDONESIA
2005
Rp. 10.000 – 2005
Rp. 50.000 – 2005